Waspada Penyakit NGOROK Pada ternak!!

NGOROK (SEPTICHAEMIA EPIZOOTICA/SE), merupakan penyakit menular yang berjalan akut terutama menyerang sapi dan kerbau. Angka kematian tinggi terutama pada penderita yang telah memperlihatkan penyakit dengan jelas. Penyebab Penyakit, oleh kuman Pasteurella multocida.Kuman ini bersifat Gram-negative, non-motilecoccobacillus yang sensitive terhadap penicillin. Dengan pewarnaan Giemsa atau methylene blue kelihatan bahwa kuman tersebut berbentuk kokoid bipolar. Penularan, berlangsung melalui saluran pencernaan dan pernapasan. Cekaman pada ternak merupakan predisposisi untuk terjangkitnya penyakit. Sapi atau kerbau yang terlalu bayak dipekerjakan, pemberian pakan yang berkualitas rendah, kandang yang penuh dan berdesakan, kondisi pengangkutan yang melelahkan, kedinginan dan keadaan anemia dapat memicu terjadinya infeksi. Tanda penyakit, antara lain : a)Kondisi tubuh lesu dan lemah; b)Suhu tubuh meningkat dengan cepat diatas 41ÂșC; c)Tubuh gemetar, mata sayu dan berair; d)Selaput lendir mata hiperemik; e)Nafsu makan, memamah biak, gerak rumen dan usus menurun sampai hilang disertai konstipasi; f)Pada bentuk busung, terjadi busung pada kepala, tenggorokan, leher bagian bawah, gelambir dan kadang kadang pada kaki muka. Derajad kematian bentuk ini dapat mencapai 90 % dan berlangsung cepat (3 hari–1 minggu). Sebelum mati, hewan terlihat mengalami gangguan pernapasan, sesak napas (dyspneu), suara ngorok dengan gigi gemeretak; g)Pada bentuk pektoral, tanda tanda brhoncopnemoni lebih menonjol. Mula mula bentuk kering dan nyeri diikuti keluarnya ingus, pernapasan cepat dan susah. Pada bentuk ini proses penyakit berlangsung lebih lama (1–3 minggu); h)Penyakit yang berjalan kronis, hewan menjadi kurus dan sering batuk, nafsu makan terganggu dan terus menerus mengeluarkan air mata, suhu badan normal tetapi terjadi mencret bercampur darah. Pencegahan, perlu peraturan yang ketat terhadap keluar masuk ternak antar daerah. Bagi daerah tertular, lakukan vaksinasi terhadap ternak yang sehat dengan vaksin oil adjuvant. Sedikitnya setahun sekali dengan dosis 3 ml secara intramuskuler. Vaksinasi dilakukan pada saat tidak ada kejadian penyakit. Pengobatan, dapat dilakukan dengan antibiotika Streptomisin, khloramfenikol, teramisin dan sejenisnya. Preparat sulfa juga cukup baik untuk digunakan. Ternak yang terserang penyakit dapat dipotong dan dikonsumsi dagingnya dibawah pengawasan Dokter Hewan/ petugas kesehatan hewan. Jaringan yang terserang terutama paru-paru dimusnahkan dengan dibakar atau dikubur. Semua pakan dan minuman yang tercemar harus dimusnahkan dan wadahnya disucihamakan.

Sumber : https://dinpertanpangan.demakkab.go.id/?p=4911

Comments

Popular Posts