PENYAKIT MEMATIKAN PADA TERNAK "ANTRAKS" || HMPS-P BERBAGI ILMU

ANTRAKS, merupakan salah satu penyakit yang bersifat zoonosis, endemi di beberapa wilayah Indonesia, bersifat sporadis dan perlu diwaspadai. Penyakit yang sering disebut dengan radang limpa ini menyerang hewan khususnya ruminansia (sapi, kerbau, domba, kambing, babi), burung unta dan hewan menyusui lainnya. Antraks relatif membahayakan manusia dan berdampak pada kerugian ekonomi. 
Penyebabnya adalah Bacillus anthracis. Kuman Anthrax dapat membentuk spora yang tahan hidup berpuluh-puluh tahun di tanah, tahan terhadap kondisi lingkungan yang panas, dan bahan kimia atau desinfektan. 
Penularan, dari tanah yang tercemar organisme/ kuman Anthrax. Kuman masuk tubuh hewan melalui luka, terhirup bersama udara atau tertelan. Pada manusia infeksi biasanya terjadi dengan perantaraan luka, dapat pula melalui pernafasan para pekerja penyeleksi bulu domba atau melalui saluran pencernaan bagi orang yang memakan daging hewan penderita Anthrax yang dimasak tidak sempurna. 
Tanda penyakit, kematian mendadak dan adanya perdarahan di lubang-lubang kumlah (lubang hidung, lubang anus, pori pori kulit). Hewan mengalami kesulitan bernapas, demam tinggi, gemetar, berjalan sempoyongan, kondisi lemah, ambruk dan kematian secara cepat. Pada babi dan kuda gejalanya biasanya kronis dan menyebabkan kebengkakan pada tenggorokan. Sedangkan pada manusia dapat terjadi tukak/ luka pada kulit dan kematian mendadak. 
Pencegahan, vaksinasi secara teratur setiap tahun terutama pada daerah-daerah endemi antraks. Beberapa vaksin sudah dihasilkan dan dikenal secara luas namun pemakaiannya harus dikontrol dan mengikuti prosedur Good Veterinary Practices. Program vaksinasi dilakukan satu kali dalam setahun dengan menggunakan vaksin spora antraks (hidup) galur 34 F2 (sterne strain) yang tidak berkapsul produksi Pusat Veterineria Surabaya. Dosis yang dianjurkan, untuk sapi dan kerbau adalah 1 ml/ekor sedangkan untuk kambing dan domba adalah 0.5 ml/ekor. 
Pengobatan antraks pada ternak sebetulnya tidak menguntungkan untuk strategi pengendalian jangka panjang. Ternak terserang antraks jika ditangani dengan cepat akan tertolong dengan antibiotika seperti penisilin, tetrasiklin, streptomisin dan antibiotika lainnya. Antibiotika tersebut juga sering digunakan pada orang yang secara klinis terkontaminasi antraks. Mengingat penyakit Anthrax merupakan penyakit zoonosis (dapat ditularkan antara hewan dan manusia) yang sangat berbahaya, oleh karena itu hewan yang menderita Anthrax dilarang keras untuk dipotong dan dikonsumsi.

Sumber :
https://dinpertanpangan.demakkab.go.id/?p=4911

Comments

Popular Posts